Friday, May 6, 2011

Muslim VS Atheist



Entri hari ini berdasarkan forum yang saya hadiri semalam. Forum di antara Islam, Kristian dan Atheist. Alhamdulillah, hidup di bumi kiwi ini banyak membuka mata untuk lebih belajar tentang pegangan dan kepercayaan orang lain. Walaupun hakikatnya, kita menyedari bahawa pegangan mereka bukanlah pegangan yang sebenar-benarnya.

Mungkin entri ini lebih kepada fahaman atheist yakni golongan yang tidak mengakui atau mempercayai kewujudan pencipta. Jika dilihat orang-orang yang tidak mempercayai kewujudan tuhan. Bagaimana kehidupan mereka? Masih dalam kekeliruan. Hidup berdasarkan fakta-fakta sains semata-mata. Akal tidak dapat menerima wujudnya pencipta di setiap apa yang ada di alam semesta ini.
Siapa yang mencipta langit dan bumi? Siapa yang mencipta bumi dan matahari? Siapa yang menciptakan manusia? Siapa yang mewujudkan gravity di atas bumi? Siapa yang mencipta siang dan malam? Siapa? Dan siapa?


Albert Einstein, tokoh relativity terkenal, memetik kata-katanya,
"I see a pattern, but my imagination cannot picture the maker of that pattern. I see a clock, but I cannot envision the clockmaker. The human mind is unable to conceive of the four dimensions, so how can it conceive of a God, before whom a thousand years and a thousand dimensions are as one?"
(The Expanded Quotable Einstein, Princeton University Press, 2000 p. 208). (dipetik daripada www.spaceandmotion.com)

Albert Einstein, tokoh Physics yang tidak asing lagi bagi kita, bagaimana beliau tidak percaya akan kewujudan tuhan di saat beliau yang banyak menemui teori-teori sains. Mengikut logik akal kita sendiri pun, setiap apa yang ada di atas muka bumi ini pasti ada pembuatnya. Teramatlah mustahil untuk setiap benda itu tercipta dengan sendirinya. Mungkin bagi mereka selagi mana mereka tidak melihat kewujudan tuhan di depan mata, selagi itu mereka tidak akan mempercayai kewujudan pencipta itu.


Berbeza dengan kita sebagai seorang muslim, sebagai seorang yang mempercayai kewujudan Allah sebagai pencipta alam semesta, setiap apa yang ada di atas muka bumi ini sudah pasti tidak akan terwujud tanpa pencipta. Dan beriman kepada Allah yakni mempercayai kewujudan Allah itu merupakan rukun iman yang paling utama yakni tunjang kepada akidah kita. Biarpun kita tidak dapat melihatNya di hadapan mata kita, namun kita masih mampu untuk merasakan ciptaanNya.

Dari kaca mata islam itu sendiri, penciptaan alam semesta ini bukanlah satu perkara yang sia-sia, sebaliknya mempunyai tujuan yakni lebih mengenali pencipta dan sebagai bukti kewujudan Allah.

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
[Surah Yunus : 5]

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa′at di sisi Allah tanpa izinNya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” 
[Surah AlBaqarah : 255]

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[Surah Yaa Siin : 40]

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
[Surah Ar Ra’d : 2]

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
 [Surah Ali Imran : 191]


Teori Big Bang

Golongan Athiest sangat-sangat membanggakan teori Big Bang di mana bagi mereka alam semesta ini wujud melalui teori ini dan setiap makhluk di atas muka bumi ini tercipta daripada partikel-partikel akibat Big Bang. Teori Big Bang menunjukkan semua benda alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Kenyataan ini yang dikemukan teori Big Bang, sekali lagi telah dinyatakan dalam Al Quran empat belas abad yang lalu saat manusia memiliki kemampuan terbatas tentang alam semesta : 

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya pada langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya”
(Surah Al Anbiyaa’ : 30)

Dari sudut Islam tidak menolak kewujudan Big Bang ini, Bahkan teori ini sudah tersurat dalam Al-Quran sejak awal dahulu yakni kita yakin dan percaya Big Bang ini tidak akan berlakunya dengan sendirinya tanpa ada pencipta di sebaliknya.


Muhasabah diri, 

Kasihan tak kalau kita lihat orang-orang yang masih mencari-cari kebenaran dan pegangan? Jawapan saya, mestilah kasihan. Di saat umur mereka yang sudah lanjut, masih lagi tidak mendapat pencerahan tentang kebenaran. Namun harus kita sedar bahawa hati ini dipegang oleh Allah dan hanya Dia yang berkuasa untuk membuka hati-hati mereka menerima petunjuk dariNya.

Sesungghnya nikmat iman dan islam yang kita terima hari ini merupakan hadiah yang terbesar dan sangat-sangat berharga. Dan, seharusnya ada rasa syukur ke hadrat Allah di saat kita masih menjadi golongan-golongan terpilih untuk mengenal islam. Biarpun islam kita pada mulanya hanyalah islam yang diwarisi yakni islam berdasarkan ibu bapa kita, namun apabila kita sudah mula faham harus ada kesedaran pada diri untuk lebih menghargai agama ini. Iman itu sesungguhnya tidak dapat diwarisi namun harus dicari sendiri. 

Kita sudah diberi peluang untuk mengenal Allah, pencipta kita, pencipta seluruh alam berbanding mereka di luar sana yang masih terkapai kapai tenggelam dalam kekeliruan dan hidup bergantung pada fakta-fakta sains. Moga ditetapkan hati untuk terus berada di jalan ini dan moga kita sama-sama menunjukkan qudwah hasanah untuk menyeru mereka ke dalam islam. Insya'Allah~

Subhanallah!  Alhamdulillah! Allahuakbar!!!

No comments: